Kenduri Seko dan Ajun Arah merupakan ucapan rasa syukur atas hasil panen yang melimpah, dan merupakan tradisi budaya yang diwariskan oleh leluhur sejak ratusan tahun silam. Hingga kini masih dilestarikan oleh masyarakat Kerinci, khususnya dua desa Sungai Betung, Kecamatan Gunung Kerinci, Kabupaten Kerinci, Jambi.
Acara berawal turun dari rumah anak batino. Para depati, ninik mamak, serta pemangku adat diarak menuju rumah gedang.
Dari rumah gedang inilah semua para pemangku adat setempat berkumpul, dan diarak oleh anak batino dan seluruh masyarakat setempat menuju lokasi acara Kenduri Seko, di masjid wilayah setempat.
Kedatangan para depati, ninik mamak, serta para pemangku adat, disambut dengan tarian persembahan yang sangat sakral, dengan alunan musik lagu daerah Kerinci. Serta atraksi pencak silat, sehingga acaranya berlangsung cukup meriah.
Kenduri Seko ini turut dihadiri oleh Bupati Kerinci Monadi, Ketua DPRD Kerinci Irwandri, serta para tamu undangan lainnya.
Selain menggelar Kenduri Seko dan Ajun Arah, warga Desa Sungai Betung Mudik juga melaksanakan penobatan lembaga adat yang baru, kepada beberapa orang warga setempat.
Para pemangku adat baru yang diberikan oleh Lembaga Adat Sungai Betung, disumpah oleh pemangku adat yang tertua dengan sumpah Karang Setio. Dengan menggunakan Al-Qur’an, yang mana sumpah Karang Setio ini diyakini dapat menimbulkan malapetaka bagi pemangku adat yang dilantik bila melanggar pantangan atau aturan adat yang telah ditentukan.
Bupati Monadi mengatakan, Kenduri Seko merupakan bagian dari warisan budaya leluhur, yang harus tetap dijaga dan dilestarikan, agar para generasi muda tahu dan memahami adat budaya Kerinci.
MULIADI LASAK | NTV | KERINCI, JAMBI