Selama ini, petani kayu manis dan kopi asal Kerinci, Jambi, hanya menikmati sekitar 30 persen manfaat dari hasil perkebunan mereka. Melalui program hilirisasi, petani diperkirakan akan mendapat nilai tambah hingga 100 persen dari produk yang dihasilkan.
Kayu manis dan kopi asal Kerinci selama ini diekspor ke pasar Eropa dalam bentuk mentah. Kayu manis hanya dijual dalam bentuk stik, sementara kopi dikirim dalam bentuk biji kering tanpa melalui proses pengolahan lanjut.
Anggota DPR RI Komisi 12, Syarif Fasha, menjelaskan, program hilirisasi akan memberikan dampak ekonomi besar bagi petani dan pelaku usaha di daerah. Menurutnya, produk turunan kayu manis dapat dikembangkan dalam bentuk minyak atsiri atau serbuk kayu manis. Sedangkan kopi dapat diolah dalam bentuk saset siap saji.
Dengan cara ini, nilai tambah dari produk perkebunan tidak lagi dinikmati oleh negara pengimpor, namun langsung dirasakan oleh petani, trader, dan pengelola lokal.
MULIADI LASAK | NTV | KERINCI, JAMBI