Warga Dusun Kamuning, Desa Matenggeng, Kecamatan Dayeuhluhur, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, menggelar tradisi tahunan Sedekah Bumi. Tradisi ini dilaksanakan bertepatan dengan peringatan 1 Suro, tahun baru Islam, dan uniknya selalu digelar setiap Jumat Kliwon.

Sejak pagi, warga sudah berkumpul di balai dusun untuk memasak bersama. Makanan dan minuman yang mereka bawa nantinya akan disantap secara bersama-sama sebagai bagian dari puncak acara. Selain itu, warga juga membawa alat ritual tolak bala yang dikenal dengan sebutan Sawen, yang nantinya akan dipasang di depan rumah setelah terlebih dahulu didoakan oleh tokoh adat.

Tradisi Sedekah Bumi ini telah diwariskan secara turun-temurun, dan hingga kini masih dijaga serta dijalankan oleh masyarakat setempat. Mereka meyakini, tradisi ini merupakan bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala ciptaan-Nya, khususnya hasil bumi, serta sebagai usaha menolak bala, penyakit, dan bencana.

Rangkaian acara diawali dengan ritual “ngukuburan”—yakni pemotongan satu ekor kambing, di mana kepala, kulit, dan kakinya dikubur bersama umbi-umbian sebagai simbol persembahan kepada alam. Setelah itu, Sawen dipasang di empat penjuru kampung dan satu titik pusat pelaksanaan acara.

Selanjutnya, doa bersama dipanjatkan dan ditutup dengan makan bersama seluruh warga. Dalam kesempatan ini, juga dibagikan bubur Sura, bubur khas yang hanya dibuat saat 1 Suro.

Tradisi yang hanya digelar satu kali dalam setahun ini tidak sekadar seremoni, tetapi menjadi simbol kearifan lokal yang sarat makna. Selain menjaga kelestarian budaya, kegiatan ini juga mengandung pesan penting: memperkuat kerja sama, keharmonisan antarwarga, serta menjalin hubungan yang baik antara manusia, sesama, dan alam sekitar.

BENI SISWANTO | NTV | CILACAP