Sekolah swadaya dengan sarana dan prasarana seadanya itu, proses belajar dan mengajarnya, bertempat di teras emperan milik rumah perempuan bermama rini yuli astutik.

Sedikitnya ada 22 perempuan lansia, yang bersekolah di rumah aksara tersebut, diketahui sekolah swadaya yang didirikan sejak tahun 2015 hingga saat ini masih tetap berkegiatan rutin meski tampa di support jenis bantuan apapun dari pemerintah setempat.

Rini yuliastutik menuturkan yang paling berat hati ketika mengajar saat ibu-ibu lansia yang bersekolah berkeinginan untuk memiliki seragam layaknya seperti pelajar lainnya.

Tidak hanya itu, yang menjadi tantangan lagi ketika ibu-ibu lansia meminta peralatan tulis serta kebutuhan dalam aktivitas belajar dan mengajar.

Sekolah swadaya yang dinamainya lentera qolbu itu menjadi semangat dirinya untuk berbagi kemanfaatan kepada lingkungan sekitar lebih lagi kepada perempuan lansia.

Rini mengungkapkan bahwa pemerintah setempat bukan tidak mengetahui kegiatan sosial ini, akan tetapi tidak menkerdilkan niatnya untuk lebih memajukan sekolah swadaya yang dirintisnya tersebut.

Bahkan untuk memenuhi kebutuhan sekolah yang dirintisnya itu, dia juga merintis edukasi tukar sampah plastik apapun agar bisa bernilai ekonomis.

Baik dijadikan seperti rajutan dari tas plastik, baju fashion berbahan plastik daur ulang, hingga tukar botol plastik dibarter dengan bahan pokok makanan.

KHAIRUL RAHMAN | NTV