Dalam proses pembuatannya, Kawula Muda Umat Hindu Desa Patoman ini mengutamakan limbah sebagai bahan ramah lingkungan, sesuai dengan imbauan Pemerintah. Bahan tersebut terdiri dari bambu, koran bekas dan kertas semen.

Seperti yang terlihat pada Rabu, 26 Maret  2025, pembuatan dua buah Ogoh-ogoh ini dikerjakan oleh sekitar 200 orang, dengan total anggaran kurang lebih 50 Juta Rupiah. Proses pembuatannya yang telah dimulai  sejak awal  Januari lalu, kini telah mencapai sekitar 90 Persen.

Gede Saputra Wirawan, Ketua Peradah Desa Patoman mengatakan, bahwa tema Ogoh-ogoh tahun ini adalah Narakasura. Dalam tradisi Hindu sendiri, tokoh itu merupakan  representasi Patung Bhuta Kala yang menyeramkan, yang melambangkan kekuatan jahat dan sifat negatif yang harus dinetralisir, jelang Hari Raya Nyepi.

Ogoh-ogoh yang nantinya akan digunakan  pada malam Pengerupukan sebelum Nyepi, memiliki makna penyucian dan pembersihan. Baik dari alam maupun diri sendiri, atas sifat-sifat  dan segala roh jahat.

by : Moh. Hasbi / Nasional Televisi