Seperti inilah suasana saat Puluhan Santri Masjid Nurul Jadid, sedang belajar Mengaji Iqra dan Alquran di salah satu garasi milik warga. Meski harus berhimpitan, hal itu terpaksa dilakukan Guru lantaran masih khawatir atap Serambi Masjid, sewaktu-waktu bisa roboh dan mengancam keselamatan santri.
Total ada 40 santri di TPQ Masjid Nurul Jadid ini, yang berasal dari anak-anak kampung sekitar. Karena meminjam ruang garasi, praktis hanya bisa menampung separuh dari total keseluruhan santri yang ada.
Ustazah Efa, ketua TPQ Masjid Nurul Jadid menuturkan, kegiatan mengaji sempat dihentikan pasca-ambruknya kubah. Termasuk Rutinan Mengaji Qiraat Akbar yang digelar rutin dengan peserta dari Lintas Desa.
Ia mengharapkan upaya perbaikan atap dan Kubah Masjid segera dilakukan. Uluran donatur dari berbagai pihak, diharapkan bakal mempercepat proses perbaikan.
Diketahui, atap Masjid Nurul Jadid ambruk pada Kamis, 31 Oktober 2024 lalu. Hal itu terjadi, diduga karena atap kubah tak kuat menahan beban air hujan yang mengguyur wilayah setempat semalaman.
Proses penurunan genting masjid yang rampung dilakukan pada Jumat pagi, menyisakan Reng dan Usuk yang kondisinya sudah lapuk. Sisa reruntuhan puing-puing kubah yang porak-poranda juga sudah dibersihkan. Kemudian ruang kosong pada atap masjid dilapisi terpal, sehingga Shalat Jumat masih bisa digelar untuk menampung puluhan jemaat. Sedianya proses perbaikan masjid akan diupayakan Pemerintah Desa setempat sesegera mungkin.