Tradisi naik gelar SKO atau gelar adat di wilayah Tigo Luhah Tanah Sekudung Siulak, dilaksanakan warga Luhah Depati Mangku Bumi Siulak Panjang, Kecamatan Siulak, Kabupaten Kerinci Jambi. Tradisi ini, sudah dilakukan secara turun-temurun selama ratusan tahun silam, dan terus dilestarikan sampai sekarang.

Upacara naik SKO yang di gelar pada Sabtu, 02 November 2024 di Desa Siulak Panjang ini, mencerminkan nilai kebersamaan, penghormatan,serta pelestarian tradisi yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Tigo Luhah Tanah Sekudung Siulak, Kabupaten Kerinci, Jambi.

Tradisi naik SKO atau gelar adat ini, memiliki nilai budaya yang tinggi serta menjadi bagian dari identitas masyarakat setempat. Sosok yang dinaikkan SKO, memiliki peran penting atau telah menunjukkan kualitas yang dianggap layak. Seperti kepemimpinan, kearifan, dan keteladanan dalam masyarakat.

Sebelum SKO di naikkan, dua pemangku adat yang di tunjuk mengadakan proses yang sakral berupa  ritual, untuk memohon restu dari arwah para leluhur. Ritual ini dilaksanakan di rumah gedang atau rumah adat yang menjadi pusat spiritual masyarakat setempat. Tradisi ini juga mencerminkan betapa pentingnya ikatan spiritual, kekeluargaan, serta pemimpin yang bijaksana, dan mampu menjaga nilai-nilai leluhur.

Pada moment ini, ada dua orang yang dinaikkan SKO. Mereka adalah ednisalmadi dengan gelar Sirajo Duo Kadudun, dan Supirman dengan gelar Depati Agung Hitam. Mereka berdua disumpah Karang Setio oleh salah satu pemangku adat setempat.

Setelah itu, kedua orang ini kemudian  turun dari rumah gedang untuk mengikuti prosesi arak-arakan yang melibatkan para pemangku adat dan sanak batino, serta keluarga dari masing-masing kalbu, untuk  menuju rumah salah satu sanak batino dimasing-masing kalbu tersebut.

Afiful Hadi, salah satu pemangku adat mengatakan, teganai dan anak jantan Desa Siulak Panjang yang di anggap layak dinaikkan gelar SKO ini, merupakan pemimpin di dalam kalbunya. Nantinya mereka ini diharapkan  dapat mengarahkan anak buah dan  anak kemenakan ke jalan yang baik. Serta bisa bersikap bijaksana dalam mengambil keputusan.

Afiful menambahkan, upacara ini juga melambangkan ikatan sosial dan budaya yang erat antar warga. Sekaligus sebagai bentuk penghormatan terhadap nilai-nilai adat dan kekeluargaan yang kuat.