Mengambil tema Payung Agung, Tari Kolosal Gandrung Sewu ini menampilkan sendra tari dengan makna keberagaman etnis yang ada di banyuwangi. Gandrung sewu tahun ini diikuti lebih dari seribu penari, yakni mencapai 1.350 penari.

Pagelaran tari gandrung kolosal kembali digelar di Pantai Boom, Banyuwangi, pada Sabtu 26 Oktober 2024. Sebanyak 1.350 penari gandrung dari kalangan pelajar di banyuwangi ini berhasil memukau penonton. Menampilkan keluwesan gerakan tari, koreo dan formasi yang dikemas secara apik, gandrung sewu tahun ini mengusung tema payung agung. Tari kolosal gandrung sewu ini menampilkan sendra tari dengan makna keberagaman etnis yang ada di banyuwangi.

Tak hanya gerakan dasar dari tari gandrung ini sendiri, Tema “Payung Agung” menjadi jendela beragamnya kekayaan budaya nusantara yang hidup secara harmonis di banyuwangi. Pagelaran tari Kolosal Gandrung Sewu tahun ini menggambarkan harmonisasi berbagai suku yang ada di Banyuwangi dan bagaimana upaya-upaya mereka dalam menjaga persatuan.

Tak hanya suku using, banyuwangi sendiri terdiri atas beragam suku, dimana ada suku madura, jawa, mandar, dan bali. Semuanya memberikan warna pada kehidupan seni dan budaya di daerah.

Sendratari Gandrung Sewu tahun ini mengisahkan bagaimana para penari gandrung yang berlatar belakang dari berbagai suku di banyuwangi hidup dalam keadaan yang rukun dan guyub. Keragaman suku ini divisualisasikan oleh para penari gandrung dengan menarikan tarian dari suku-suku tersebut diiringi dengan lagu daerahnya masing-masing. Penari gandrung dari berbagai suku di banyuwangi ini divisualisasikan dalam sebuah koreografi yang apik dalam payung besar gandrung sewu.

Diketahui, gandrung sewu yang masuk dalam Kharisma Event Nusantara (KEN) sejak Tahun 2023 ini, bukan hanya merayakan kekayaan budaya, akan tetapi juga mengajak semua pihak berperan aktif melestarikan budaya. Diketahui, Pemkab Banyuwangi telah menggelar event gandrung sewu sejak tahun 2012 lalu.