Dengan siklus panen yang cepat, usaha budidaya jangkrik menjadi pilihan yang menarik warga desa Kemantan, Kecamatan Air Hangat Timur, Kerinci. Alasannya, usaha ini mampu memberikan aliran pendapatan yang stabil untuk mereka.

Hal itu seperti yang diungkapkan fikral, warga Desa Kemantanan, Kecamatan Air Hangat Timur, Kabupaten Kerinci, Jambi. Budidaya jangkrik yang ia geluti sejak tahun 2020 lalu, kini menunjukkan potensi besar sebagai peluang usaha yang menjanjikan.

Melihat permintaan jangkrik yang terus meningkat terutama dari pasar pakan burung dan ikan, usaha ini telah membuka peluang bagi banyak warga, untuk menjadikannya sebagai sumber penghasilan yang menguntungkan.

Fikral mengaku memulai usaha budidaya jangkrik ini dalam skala kecil , yang kemudian terus berkembang. Terhitung, saat ini ia memiliki 12 kotak jangkrik, dimana dalam satu kotak dapat menghasilkan antara 20 hingga 40 kilogram jangkrik. Hal itu tergantung pada jumlah telur yang dimasukkan.

Dengan siklus panen dilakukan setiap satu setengah bulan sekali, budidaya jangkrik memungkinkan perputaran modal yang cepat dan pendapatan yang berkelanjutan. Sedangkan untuk harga jual jangkrik, berkisar sekitar 50 hingga 60 ribu rupiah per kilogramnya.

Menurut Fikral, budidaya jangkrik merupakan usaha yang relatif mudah dijalankan dan tidak memerlukan biaya besar. Dengan siklus panen yang cepat,usaha ini memberikan aliran pendapatan yang stabil bagi para peternaknya. Ditambah lagi dengan tingginya permintaan dari pasar burung, baik di dalam maupun luar daerah.

Melihat potensi besar tersebut, budidaya jangkrik tidak hanya menjadi pilihan bagi Fikral. Namun juga bisa menjadi inspirasi bagi banyak orang lain , yang ingin memulai usaha di Bidang Agribisnis yang praktis dan menguntungkan.