Sejumlah siswa SD di Sempu Banyuwangi, terpaksa mengikuti kegiatan belajar mengajar dalam satu ruangan, yang hanya disekat dengan kayu lapis, berbagi kelas ini terpaksa dilakukan, imbas bangunan kepala sekolah dan guru ambruk, sehingga menggunakan ruang kelas lain untuk aktifitas mereka.

Seperti inilah suasana ketika murid kelas dua dan tiga sd negeri dua temuasri, kecamatan sempu, banyuwangi, sedang mengikuti pelajaran dalam satu ruangan, yang hanya dipisahkan papan berbahan triplek, karena berlangsung di waktu yang sama, tentu saja hal tersebut menggangu konsentrasi para siswa.

Kondisi ini terjadi, karena tak lepas dari alih guna ruang kelas 6 yang dipakai untuk ruang kepala sekolah dan dewan guru, karena gedung yang menampung 9 tenaga pengajar dan 1 tenaga bantu itu, atapnya ambruk.

Kepala Sekolah SD Negeri 2 Temuasri, Mispan mengatakan, ambruknya ruang Kepala Sekolah dan Dewan Guru itu terjadi pada 04 Juli 2024, hal itu terjadi, diduga atap gedung seluas 9 × 7 meter itu tak kuat menahan beban air hujan, beruntung saat peristiwa terjadi tak sampai mengenai guru maupun siswa, karena kegiatan belajar mengajar tengah memasuki masa libur semester.

Setelah ambruk, praktis ruang kepala sekolah tak bisa digunakan kembali, sehingga Mispan bersama para guru mengungsikan peralatan dan juga ruang kerjanya ke ruang kelas enam.

Mispan mengatakan, terjadinya pergeseran ruang ini, kemudian juga mengubah tata ruang yang diperuntukkan bagi siswa, dimana siswa kelas enam kemudian digeser ke ruang kelas dua dan tiga.

Mispan menambahkan, sebenarnya realisasi pembenahan gedung yang ambruk itu sempat menemui titik terang, saat Dinas PU CKPP mengirimkan tim untuk melakukan tinjauan, namun hingga sekarang belum ada informasi lanjutan akan hal tersebut.

Di sisi lain, mispan khawatir jika tak segera dilakukan perbaikan, ruang uks yang satu paket dengan ruang kepala sekolah dan guru, akan ikut ambruk, karena sudah tidak ada tiang penyangga dan kondisi atap juga sudah lapuk.