Pabrik Bioetanol berkapasitas produksi 30 ribu kilo liter per tahun itu, sedianya akan dibangun diatas tanah seluas delapan hektare, dan tepat bersebelahan dengan Pabrik Gula Glenmore. Rancangan pembangunan ini merupakan hasil kerjasama antar anak usaha bumn yakni pertamin dengan PT Sinergi Gula Nusantara, anak usaha PTPN tiga persero.

Pada Rabu, 16 Oktober 2024 Kemarin, jajaran teras kedua perusahaan BUMN itu melakukan peninjauan lokasi dan kesiapan pembangunan Pabrik Bioetanol. Survei dilakukan, untuk mendapatkan detail kekuatan tanah serta topografi di lokasi pembangunan. Selain itu, hasil dari analisa awal  lokasi ini, inputnya akan digunakan sebagai salah satu parameter melakukan mitigasi risiko.

Menurut mahmudi, direktur utama SG, kegiatan ini dilakukan,untuk mendukung penyusunan kajian kelayakan rencana proyek pembangunan pabrik bioethanol terintegrasi di area pabrik gula GLENMORE, sesuai amanat peraturan Presiden RI Nomor 40 Tahun 2023.

Menurutnya, pembangunan Pabrik Etanol pendanaannya dilakukan oleh pertamina. Sementara pihaknya, menyiapkan bahan baku produksi komoditas gula. Lokasi yang bersebelah, memudahkan distribusi bahan baku yaitu molasses atau tetes tebu yang disuplai Pabrik Gula Glenmore ke Bioetanol.

Sementara itu, Direktur Manajemen Risiko Pertamina Rne, Iin Febrian menyebut, ini merupakan project kedua setelah sebelumnya sukses membangun Pabrik Biodiesel untuk kebutuhan energi terbarukan, sesuai amanat pemerintah.

Diharapkan, pembangunan Pabrik Bioetanol ini akan mampu menyerap banyak tenaga kerja lokal. Yang nantinya, akan diberikan pembekalan  lewat peningkatan kapasitas kemampuan, dalam mengoperasikan mesin pengolah bioetanol berteknologi mutakhir.

Pembangunan Pabrik Bioetanol ini ditargetkan rampung pada tahun 2026. Banyuwangi yang dikenal sebagai salah satu lumbung gula, menarik pertamina untuk membangun Pabrik Bioetanol dibumi Blambangan.