Aksi unjuk rasa puluhan tenaga kesehatan honorer RSUD Ahmad Ripin ini, berlangsung di depan kantor Bupati Muaro Jambi, Pada Kamis, 03 Oktober 2024.

Aksi ini dipicu oleh dugaan ketimpangan formasi penerimaan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja atau P3K tahun 2024, untuk tenaga kesehatan di rumah sakit plat merah tersebut. Para pengunjuk rasa yang merupakan perawat dan bidan ini, protes keras terhadap kesenjangan formasi penerimaan P3K di RSUD Ahmad Ripin.

Mereka mempertanyakan jumlah formasi penerimaan P3K RSUD Ahmad Ripin ,yang kebanyakan untuk lulusan SMA. Sementara untuk kebutuhan tenaga kesehatan lulusan D3 atau S1, hanya tersedia 8 formasi saja.

Wati, salah seorang tenaga kesehatan honorer RSUD Ahmad Ripin, mengaku sedih dan kecewa atas hal ini. Untuk itu ia  bersama puluhan tenaga kesehatan honorer RSUD Ahmad Ripin lainnya, meminta adanya keadilan dan formasi p3k yang seimbang dari pemerintah.

Wati berharap, pemerintah dapat memprioritaskan tenaga kesehatan honorer RSUD Ahmad Ripin untuk diangkat menjadi P3K. Apalagi selama ini, honor yang diterima para tenaga kesehatan honorer di RSUD Ahmad Ripin jauh dari kata layak, yakni hanya 600 ribu rupiah perbulan.

Menyikapi hal ini, kabid pengangkatan, pensiun dan data ASN BKD Kabupaten Muaro Jambi, Rini Herawati menyebut, bahwa pengumuman formasi penerimaan P3K di RSUD Ahmad Ripin yang diterbitkan, telah sesuai dengan usulan OPD terkait, dalam hal ini dinas kesehatan.

Rini mengatakan, sesuai dengan arahan sekretaris daerah Muaro Jambi, pihaknya akan berkoordinasi dengan kementerian PAN-RB, terkait  tuntutan para nakes yangmelakukan unjuk rasa.

Sementara itu Kasubag Umum dan Kepegawaian RSUD Ahmad Ripin, Surya Effendi mengatakan, mewakili pihak rumah sakit, ia telah bertemu dan menyampaikan permasalahan yang terjadi dengan sekda dan pihak badan kepegawaian daerah Muaro Jambi.

Saat ini, tercatat ada sebanyak 80 tenaga kesehatan honorer yang bekerja di RSUD Ahmad Ripin, Sengeti, Muaro Jambi. Mereka rata rata telah mangabdi lebih dari selama 10 tahun, bahkan ada yang mengabdikan diri hingga 17 tahun. Namun hingga kini mereka masih berstatus honorer.